Wednesday, July 24, 2019

[Review] To All the Boys I've Loved Before

[Honest Review from the Perspective of an Audience]


Haloo, selamat datang di PnD 😄
Hari ini aku mau kasih review salah satu film Netflix yang booming di tahun 2018.
Yups, bener banget....


To All the Boys I've Loved Before

3.8/5

"Lara Jean adalah seorang siswi SMA yang tidak begitu pandai dalam percintaan dan belum pernah pacaran dalam hidupnya. Ia selalu berimajinasi tentang apa yang akan terjadi jika ia pacaran dengan orang yang ia sukai, tetapi karena ia tidak berani, ia menulis surat cinta kepada cowok-cowok yang pernah ia sukai dan selalu menyimpan surat-surat itu dalam suatu kotak yang dihadiahkan oleh ibunya. Suatu hari, kotak yang berisi surat cinta itu hilang dan ternyata surat-surat itu telah dikirimkan kepada alamat penerima, yang artinya telah dikirimkan kepada cowok-cowok yang pernah ia sukai. Apa yang akan dilakukan oleh Lara Jean? Tonton sampai habis untuk tahu jawabannya" 💌


Kalo kamu suka teenage rom-com, kamu pasti akan menyukai film ini. Karena filmnya penuh dengan masalah percintaan di usia remaja 💓💓💓 Aku juga suka film-film yang berlatar belakang cinta di waktu sekolah, dan film ini menggambarkan masalah percintaan yang umum terjadi ketika masih remaja. Karena konfliknya masalah umum itu, mungkin film ini bisa dikatakan 'realistis' sehingga banyak penonton yang sungguh into the movie and feels the emotion.

Walaupun film ini bagus dan banyak adegan yang bisa bikin kita senyum-senyum sendiri, bagi aku film ini tidak layak mendapatkan nilai yang begitu tinggi. Karena filmnya 'bagus', bukan 'amat bagus'. Kalo aku harus berubah jadi kritikus yang ketat aku bakal kasih review film ini sebagai "An Okay Film". Karena sungguh menurut aku biasa aja 😅 Mungkin karena aku orangnya tidak normal? hahaha

Dan sebagai informasi tambahan yang mungkin tidak penting bagi pembaca, film "To All the Boys I've Loved Before" adalah film Netflix pertama yang aku tonton 😂 Tidak penting, tapi mungkin akan ada kaitannya dengan film-film yang bakal aku review selanjutnya jadi ikuti terus blog Popcorn and Drinks!


Sekian review hari ini, semoga kalian tertarik untuk menonton film ini!
Beri tahu aku pendapat kalian di kolom komentar jika kalian sudah menontonnya!
Bye~

Thursday, July 11, 2019

[Review] The Possession of Hannah Grace

[Honest Review from the Perspective of an Audience]

Halo semuanya, selamat datang di Popcorn and Drinks!
Semoga harimu menyenangkan!

Hari ini aku mau kasih review film horror yang sempat terkenal tahun lalu, yaitu...


THE POSSESSION OF HANNAH GRACE

2/5

Oke, biarkan aku kasih summary tentang filmnya dulu baru aku kasih tau alasan kenapa aku kasih nilai yang rendah.

"Film ini bercerita tentang Megan Reed, seorang mantan polisi yang sedang memulihkan mental issue-nya karena dia kehilangan rekan kerja di masa lalu. Dengan bantuan dan bimbingan dari dokter yang mengawasi dia, akhirnya dia mendapatkan pekerjaan baru, yaitu menjadi petugas kamar mayat di sebuah rumah sakit. Semua pekerjaannya berjalan lancar sampai suatu hari dikirimkan satu mayat yang meninggal ketika sedang di-exorcism. Apa yang akan terjadi? Tonton sendiri lanjutannya 💀"

Beberapa orang mengkategorikan film ini sebagai Exorcism Movie tapi aku sendiri tidak setuju karena bukan adegan pengusiran setan yang menjadi main dalam film ini.

Lanjut aku kasih alasan tentang nilai yang aku kasih.
Pertama, filmnya ngga se-horror dari yang aku bayangkan. Terus terang film ini sempat booming (setidaknya di sekitar aku), jadi aku expect filmnya bakal seru dan horror abis. Aku waktu itu nonton bareng sepupu aku, tapi di antara kita semua ga ada yang bilang seru tentang film ini 💦

Kedua, pas udah nyampe ending film reaksi kita semua cuma "Oh udah selesai? Gitu aja?" begituu. Bener-bener cuma 'gitu doang'.

Ada beberapa scene yang ngagetin dan bikin kita deg-degan, tapi secara keseluruhan filmnya kurang bagus. Storyline-nya juga biasa-biasa aja jadi ga ada yang special.

Tapi aku salut sama pemeran Hannah Grace, yaitu Kirby Johnson karena dia mampu ciptain rasa 'menjijikkan' pas liat dia (in a good way ya) 😀 Mungkin untuk beberapa orang yang suka nonton film-film sadis akan sangat menyukai film ini.


Sekian review hari ini, semoga kalian tertarik untuk menonton film ini!
Beri tahu aku pendapat kalian di kolom komentar jika kalian sudah menontonnya!
Bye~

Sunday, June 30, 2019

[Review] Toy Story 4

[Honest Review from the Perspective of an Audience]

Haloo, semoga harimu menyenangkan!

Hari ini aku mau kasih review film yang baru saya tonton beberapa minggu yang lalu, yaitu...


TOY STORY 4

4/5

"Ceritanya bersambung dari Toy Story yang sebelumnya, Woody dan kawan-kawan kini tinggal bersama Bonnie. Bonnie pun sudah usianya untuk mesuk ke TK tetapi Bonnie tidak suka sekolah. Orang tua Bonnie meyakinkannya dan akhirnya ia pun mau pergi ke TK. Woody yang melihat Bonnie yang tidak ingin pergi ke TK merasa khawatir bahwa Bonnie tidak bisa membuat teman, sehingga Woody menyelinap ke dalam tasnya Bonnie untuk ikut bersamanya ke TK. Sampai di TK, dengan sedikit bantuan dari Woody, Bonnie bisa 'membuat' teman baru. Teman barunya yaitu mainan yang terbuat dari garpu bekas yang ia namai "Forky". Kini Forky menjadi mainan favoritnya dan dibawa pulang oleh Bonnie. Sampai di rumah, Woody memperkenalkan 'mainan' barunya Bonnie kepada kawan-kawan. Tetapi Forky sendiri menganggap dirinya bukan mainan melainkan sampah sehinnga ia merasa nyaman ketika berada di dalam kotak sampah. Sampai akhirnya Forky melarikan diri dan Woody harus mencari sang Forky, mainan favorit Bonnie yang hilang. Disinilah akan dimulai pertualangan panjang Woody dan kawan-kawan. Tonton filmnya dan ikuti samapi akhir pertualangan mereka! 🐴"

Kalo kamu suka film-filmnya Disney nggak perlu ditanyakan lagi tentang story line-nya. Sudah pasti penuh dengan candaan, kesedihan, dan semuanya bisa kita rasakan. Aku sendiri suka nonton Disney dan sudah mengikuti Toy Story dari awal. Kemudian ada satu hal yang aku rasain ketika menonton Toy Story 4 ini. Yaitu, aku amat merasakan bahwa Toy Story 4 ini ditargetkan untuk audience di semua usia!

Memang, film-film Disney yang lain juga sasarannya semua usia, tapi terutama di Toy Story 4 ini aku bisa merasakan usaha crew production yang telah memikirkan berbagai macam ide untuk bisa dinikmati oleh semua kalangan. Nggak cuma story line-nya, tapi kualitas animasinya juga patut dikasih applause karena kualitasnya jauh sudah improved dari yang sebelumnya. Bahkan aku yang ngga ada pengalaman di dunia produksi film pun bisa melihat dan memberi komentar mengenai kemajuannya 😆

Secara keseluruhan aku suka Toy Story 4 tapi saya lebih suka Toy Story 3, mungkin karena Toy Story 3 nya terlalu bagus ya 👀


Sekian review hari ini, semoga kalian tertarik untuk menonton film ini!
Beri tahu aku pendapat kalian di kolom komentar jika kalian sudah menontonnya!
Bye~

Wednesday, June 26, 2019

[Review] Orange - Japanese Romance Movie

[Honest Review from the Perspective of an Audience]

Selamat datang di Popcorn and Drinks!
Semoga harimu menyenangkan!

Karena ini adalah post pertama setelah introduction, aku bingung mau kasih review film apa yang bisa berkesan untuk pembaca blog ini 👀
Akhirnya aku memutuskan untuk kasih review tentang salah satu film romance favorit aku dari Jepang! yaitu...



Orange


 4.8/5

Film ini diangkat dari manga-nya Ichigo Takano dengan judul yang sama, "Orange". Waktu itu aku lagi suka banget baca manga dan ga sengaja ketemu sama manga-nya terlebih dahulu. 

"Tokoh utamanya bernama Naho Takamiya, suatu hari menerima surat dari dirinya sendiri dari 10 tahun yang mendatang. Awalnya dia tidak percaya, tapi apa yang tertulis di dalam surat itu menjadi kenyataan sehingga perlahan dia mulai percaya bahwa surat itu benar-benar dikirim dari masa depan. Nah, di dalam surat itu terdapat satu permintaan dari dirinya yang memohon kepada Naho di masa sekarang untuk mewujudkannya. Apakah dia berhasil mengabulkan permintaan dari dirinya di masa depan? Silahkan baca/nonton sendiri yaa 👀"

Setelah membaca manga-nya, aku ga sengaja ketemu sama filmnya. Karena aku SUKA BANGET sama manga-nya, yaa langsung aku tonton.

Tapi biasanya, kalo kita baca manga/novel-nya terlebih dahulu akan lebih sulit untuk bisa suka sama filmnya. Karena tidak jarang, serial film yang diangkat dari manga/novel biasanya tidak sesuai dengan cerita asli atau pemerannya tidak sesuai dengan ekspektasi kita. Setuju ga nih? Aku sendiri sudah sering menemukan film-film seperti itu yang mengecewakan 😐 

TAPI! Film ini berbeda dari yang lain. Film ini berhasil memenuhi ekspektasi kita yang sudah terlebih membaca cerita aslinya! Cerita di dalam film dibuat sedikit berbeda dari manga sehingga masih bisa dinikmati walaupun kita sudah pernah membaca manga-nya. TANPA membuat kita kecewa dengan cerita baru di dalam film dan semua pemerannya just fits the characters in manga 👌
Film ini tidak 'kalah' dari cerita aslinya so, applause untuk semua crew yang terlibat dalam film ini 👏👏👏

Menurut aku, akan lebih menyenangkan kalo kalian baca manga-nya juga dan coba bandingkan sendiri 📙. Kalo aku pribadi sih lebih suka cerita di manga, tapi sekali lagi, filmnya juga bagus. Maka dari itu aku kasih nilai yang tinggi tapi tidak full dan menjadi salah satu film romance favorit aku💚

Sekian review hari ini, semoga kalian tertarik untuk menonton film ini!
Beri tahu aku pendapat kalian di kolom komentar jika kalian sudah menontonnya!
Bye~

Monday, June 24, 2019

Selamat Datang!

Selamat datang di Popcorn and Drinks!

Popcorn dan segelas minuman adalah dua hal yang tak boleh ditinggalkan ketika menonton sebuah film bukan?

Jadi, Popcorn and Drinks ini akan berisi tentang review dan sedikit kritik tentang berbagai film yang sudah aku tonton. Umumnya genre film yang bakal direview adalah action, romance dan horror/thriller. Dan tak hanya film-film Indonesia dan Hollywood saja, tapi film-film dari Jepang juga aku review karena aku sendiri kecilnya di Jepang jadi sangat suka dengan hal-hal yang berbau Jepang 😃

Perlu digarisbawahi bahwa semua hal yang aku tulis di blog ini tidak ada landasan teorinya dari segi production (baik dari perspektif director, cameraman, editor, ataupun production crew lainnya) karena aku tidak bekerja di dunia perfilman bahkan aku bukan lulusan sekolah perfilman.

Tapi semua hal yang aku tulis di blog ini adalah HONEST REVIEW dari seorang audience yang hobinya menonton film 🎥 

Semoga Popcorn and Drinks bisa menjadi tempat untuk sharing pendapat dan menjadi peluang bagi pembaca untuk menonton film-film yang aku review.

Terima kasih sudah berkunjung!